Pemimpin Ideal
Atasan ideal seharusnya bisa memimpin, kenyataannya, tidak semua atasan punya jiwa kepemimpinan.
Punya atasan yang bisa mengerti anak buah pastilah menyenangkan, tapi sayngnya sering kali kita dikecewakan oleh sikap atasan yang kurang tegas, biasanya hanya memberikan perintah. Dan yang lebih parahnya lagi aspirasi kita mentok tanpa tindak lanjut maupun solusi.
BORN TO BE A LEADER
Meskipun posisi sebagai pemimpin biasanya dibarengi berbagai fasilitas dan kemudahan, jabatan tersebut bukanlah pekerjaan mudah. Tidak heran kalau mungkin atasan kita kurang punya jiwa kepemimpinan. Karena tidak semua orang dianugerahi ‘bakat’ yang satu ini. Lagipula, berbeda dengan manajemen, kepemimpinana itu merupakan sebuah proses, bukan posisi. Jadi bukan berarti seseorang yang punya jabatan tinggi dan anak buah yang banyak secara otomatis bisa memimpin, sebaliknyapun begitu. Makanya meskipun kita ‘anak bawang’ dalam sebuah tim, bukan berarti kita Cuma bisa jadi pengikut.
Sekalipun kita berbakat, sama seperti nyanyi, melukis atau menari. Memimpin bisa dipelajari. Jadi tidak perlu mengumpat kalau melihat atasan yang tidak bisa memimpin. Buktikan diri dulu kalau kita bisa memimpin. Dan bukan tidak mungkin, meskipun pengalaman bekerja kita belum terlalu banyak, kita bisa meraih promosi lebih cepat dari rekan kerja yang lain.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kita bisa belajar untuk menjadi pemimpin. Tapi jangan terburu-buru mau mendapatkan hasil yang instant, karena untuk menjadi pemimpin yang baik butuh ilmu, waktu , pengalaman dan jam terbang.
Namun secara garis besar, pemimpin harus punya tiga kemampuan dasar yang saling berhubungan, yaitu kemampuan untuk meyakinkan orang lain, mengembangkan pengaruh, dan kemampuan membina suatu hubungan.
Untuk meyakinkan orang lain, tidak Cuma perlu adanya kepercayaan antara dua belah pihak tapi kita juga harus punya strategi. Kita harus mengenal betul orang-orang yang berada dalam lingkungan kita.
Dengan begitu kita bisa tahu pendekatan apa yang harus kita lakukan, sehingga saat kita ingin menyampaikan informasi, mereka dengan mudah bisa menerimanya. Memang, kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Kalau ada satu-dua rekan kerja yang tidak suka, jangan diabaikan tapi beri pengertian.
SENI MEMPENGARUHI
Kalau kita sudah bisa meyakinkan rekan-rekan kerja kita. Maka dengan mudah kita ‘memepengaruhi’ mereka. Tentunya pengaruh yang baik dan disesuaikan situasi dan kondisi lingkungan kita.
Jangan coba-coba, memberikan pengaruh buruk. Hal ini hanya akan membuat aib kita terbuka perlahan-lahan, terlebih lagi kita bisa merusak hubungan baik yang sudah terjalin. Kalau kondisinya sudah buruk seperti ini, akan lebih sulit untuk mendapatkan kepercayaan mereka. Apalagi kalau atasan sampai menilai kita sebagai provokator.
Namun kemampuan meyakinkan dan mempengaruhi pada lingkungan akan sia-sia kalaukita tidak bisa membina hubungan tersebut baik-baik. Jangan hanya kalau ada proyek saja kita baru berteman baik. Meskipun lain divisi, kita bisa makan siang atau nonton bareng.
Kemampuan interpersonal dengan atasan maupun rekan kerja tidak Cuma bisa mengakrabkan hubungan tapi mampu meningkatkan kepercayaan antara kita dan mereka.
SIKAP PEMIMPIN
Selain kemampuan dasar yang bisa dipelajari, seorang pemimpin juga diharapkan bisa bersikap seperti berikut :
- PUNYA WAWASAN & KETERAMPILAN, sangat sayang sekali kalau seandainya wawasan dan keterampilan kita terbatas. Bagaimana orang lain mau dipimpin oleh kita ? minimal kita memiliki pengetahuan luas tentang bidang pekerjaan kita, perbanyak diskusi dengan atasan dan rekan kerja. Baca buku dan simak selalu berita yang sedang berkembang. Kalau merasa keterampilan kita kurang, ajukan permohonan uantuk mendapatkan pelatihan pada atasan. Kalau pun harus mengeluarkan biaya dari kantong sendiri, pastinya anda tidak akan rugi. Dengan wawasan dan keterampilan yang kita punya, kita pasti akan lebih mudah mencari solusi saat mendapatkan masalah.
- BISA MENGAMBIL KEPUTUSAN, banyak atasan yang memiliki wewenang membuat keputusan tapi tidak mampu melakukannya. Kebanyakan , penyebabnya karena tidak berani mengambil resiko. Takut di tegur oleh atasannya lagi atau di benci anak buahnya. Padahal ketidakmamapuannya ini bisa mengurangi kepercayaan orang lain akan kompetensinya. Agar tidak salah dalam membuat keputusan , sebelumnya lakukan investigasi dan cari fakta, bisa juga dengan belajar dari pengalaman orang yang lebih senior.
- PERCAYA DIRI, Tidak hanya percaya diri saat berkomunikasi dengan orang lain. Yang paling penting adalah percaya diri pada saat mengerjakan tugas yang diberikan kepada kita. Dengan begitu kita akan dihargai rekan kerja dan anak buah kita. Untuk meningkatkan rasa percaya diri, kita harus tahu betul tugas tersebut. Jangan sampai salah interpretasi, lebih baikl banyak bertanya dan berdiskusi, apalagi kalau tugas pertama, pada atasan dan rekankerja, daripada sok tahu tapi akhirnya malah berantakan.
- MEMEGANG JANJI, sikap ini merupakan prinsip utama bagi seorang pemimpin. Tidak perlu merasa terbebani kepercayaan ini.cukup dengan konsisten dan bertanggung jawab penuh terhadap tindakan atau keputusan yang kita buat, itu sudah bisa jadi bukti kalau kita bisa memegang janji.
- BERKEPRIBADIAN, sebagai pemimpin kita juga harus punya kepribadian kuat, tidak mudah terpengaruh orang lain, namun harus tetap fleksibel. Meskipun kita tipe orang yang lugas. Tapi kalau situasi dan kondisi tidak mendukung, kita harus bisa berkompromi.
- BERBADAN SEHAT, menjadi pemimpin tidak hanya harus berotak encer tapi juga berbadan sehat. Bagaimana bisa maksimal bekerja kalau capek sedikit saja harus langsung bedrest ? memiliki tubuh sehat sangat mudah, konsumsilah makanan yang bergizi dan cukup istirahat dan rutin berolahraga.
MENGENAL PENGIKUT
Namanya pemimpin tentunya harus punya pengikut. Tanpa mereka belum tentu kita bisa menyelesaikan pekerjaan secara baik. Bahkan menurut teori manajemen, pemimpin yang baik juga seorang pengikut yang baik. Biar kerja sama kita dengan para pengikut menjadi baik, kita harus tahu tipe-tipe pengikut kita
Ada lima tipe pengikut antara lain :
1. sebenarnya cukup mandiri tapi sayangnya sering bertindak sesuka hati. Dia tidak perduli meskipun sikapnya melenceng dari tugasnya. Tidak heran kalau dia dianggap pemberontak. Pengikut itpe ini bisa dibilang pengikut yang tidak efektif. Kalau kita punya pengikut seperti ini, kita harus bersikap tegas namun tetap bersedia untuk berkompromi. Ajak dia bicara baik-baik dan diskusikan tugasnya serta apa yang akan dilakukannya. Mintalah dia mengerjakan tugas sesuai dengan kesepakatan. Selalu pantau pekerjaaannya dan ingatkan baik-baik kalau dia sudah mulai melenceng dari tugasnya.
2. Conformist, tipe yang satu ini juga termasuk dalam kategori kurang efektif. Karena pengikut tipe ini biasanya bergantung pada orang lain dan pemikirannya kurang kritis, akhirnya dia cenderung jadi tipe “yes,sir.” Bisa jadi karena dia kurang percaya diri dengan kemampuannya. Sebaiknya kita coba memberikan dia tantangan yang ringan terlebih dahulu. Ajak dia berdiskusi, tindakan-tindakan apa yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan tantangan tersebut. Menghadapi tipe pengikut ini kita harus extra sabar. Tapi kalau dia sudah berubah, tentunya kita juga yang untung.
3. Pragmatis, pengikut yang satu ini selalu cari aman. Dia hanaya akan mematuhi pimpinan yang tidak akan membawanya ke dalam masalah. Sikap ini memang bisa menguntungkannya, karena namanya akan selalu bersih. Namun sikap tersebut juga membuatnya lemah. Kalau terus dibiarkan dia tidak akan terbiasa menghadapi masalah karena selalu cariaman. Walaupun agak sulit , tapi beri dia tanggung jawab yang cukup besar,asal dengan pengawasan yang ketat tapi jangan biarkan dia berjalan sendiri, bisa-bisa dia tidak mengerjakan tugasnya seperti yang diharapkan.
4. Pasif, tipe ini sangat mudah dikenali, saat meeting, dia hampir tidak pernah bersuara dan biasanya duduk di bangku paling belakang. Jangan berharap dia akan menyampaikan ide-idenya Apalagi menunjukan diri sebagai project manager seperti sering kali kita lihat di acara the apprentice. Dia baru akan bekerja hanya kalau ada perintah. Rasa kurang percaya diri merupakan penyebab orang ini menjadi pasif. Untuk meningkatkan rasa percaya dirinya, masukan dia dalam tim yang bisa memberinya motivasi. Orang pasif seperti ini belum tentu minim ide brilian. Biasanya dia baru terbuka kalau sudah merasa nyaman dalam suatu lingkungan. Perhatikan perkembangannya kalau sudah ada kemajuan, tidak ada salhnya memberikan tantangan atau tanggung jawab yang lebih besar.
5. Exemplary, inilah tipe pengikut yang ideal, bahkan bisa dibilang dialah yang sebenarnya calon pemimpin. Selain cukup berpengalaman, biasanya pengikut itpe ini terlahir dengan jiwa kepemimpinan. Meskipun baru masuk baru ke dalam suatu lingkungan, dia mudah beradaptasi dan menyukai tantangan. Kalau kita punya pengikut seperti ini, jangan ragu memberikan dia tanggung jawab besar, dia pasti tahu apa yang harus dia kerjakan.
Selasa, 03 Maret 2009
Pemimpin Ideal
Posted by https://get.cryptobrowser.site/7085254 on 3/03/2009
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tulis Komentar teman - teman di sini...!!!